Senin, 21 Januari 2013

Informasi Salon Plus Yogyakarta

Sobat-sobat berada dalam artikel : Informasi Salon Plus Yogyakarta 
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah gairah dalam menghadapi kehidupan.....

Untuk sementara waktu artikel tentang :  Informasi Salon Plus Yogyakarta 
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...


Bulan Madu

Pengalaman menarik ini kami alami sewaktu kami berbulan madu di Pulau Bali dan
Lombok. Waktu itu sedang low session jadi keadaan tidak seramai kalau sedang
hari libur, di mana kami melakukan hubungan seks di tepi pantai yang sepi sambil
membuat film dokumentasi adegan kami tersebut, juga sewaktu kami di hotel
kegiatan kami sempat diintip oleh seorang pegawai hotel. Saya dan Vonny senang
sekali bereksperimen dalam melakukan hubungan seks, dari segala macam gaya, alat-alat
bantu seks sampai membuat foto dan film hubungan seks kami. Vonny istriku itu
kukenal sejak masih SMA, ia adik kelasku, hingga setelah selesai kuliah ia
akhirnya kunikahi. Sejak SMA kami sudah sering melakukan hubungan seks, apalagi
sewaktu kuliah, karena kami berada di kota Malang meskipun tidak sekampus tetapi
karena tempat kostku yang bebas jadi kami sering melakukan hubungan seks di
tempat kost. Sebenarnya kami juga mempunyai cerita yang menarik sewaktu masih
kuliah dulu, tetapi saya ingin menceritakan pengalaman yang satu ini dahulu.

Siang hari sekitar pukul 1.00, akhirnya kami berdua sampai di Pulau Bali, dari
airport kami di antar taksi untuk mencari hotel di daerah Kuta, sejenak kami
melepas lelah, setelah itu kami jalan-jalan di sepanjang jalan di Kuta, Vonny
rupanya tertarik untuk membeli beberapa potong bikini untuk dipakai nanti di
pantai. Model yang ia beli sangat menggairahkan, kainnya tipis berwarna terang
hingga kalau dipakai lalu kena air, dipastikan apa yang dilapisinya akan
terlihat dengan jelas, sengaja ia beli itu untuk membuat aku terangsang, lalu
ada celana yang hanya ada secungkup kain kecil untuk menutupi rambut kemaluannya,
modelnya hanya bertali satu bagian belakangnya hingga belahan pantatnya jelas
bebas terlihat, begitu juga penutup dadanya hanya sekedar untuk menutupi puting
buah dadanya, selain itu banyak juga yang lain yang ia beli, pokoknya modelnya
yang merangsang.

Semalam kami di Bali, keesokan harinya kami menyeberang ke Pulau Lombok yang
pastinya lebih alami dibanding Bali. Sesampainya di Lombok kami masih harus
menyeberang ke Pulau kecil di sebelah Pulau lombok yaitu di Gili Meno. Tempatnya
sangat cocok untuk berbulan madu, kami menempati sebuah cottage yang asri,
setelah berkemas kami segera menuju ke pantai untuk berenang, mula-mula Vonny
masih mengenakan kaos rangkap untuk menutupi bikininya, sesampai di pantai yang
berjarak sangat dekat dengan hotel, kami mencari tempat yang nikmat untuk
berenang, kami melihat sepasang bule yang sedang asyik bercumbu ria di pinggir
pantai yang landai dan berpasir putih itu sehingga kami bisa melihat kalau
mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat.
“Von, kamu berani nggak seperti mereka itu”, tanyaku.
“Berani aja, pokok ada kamu aku mau aja”, sahut Vonny.

Setelah menemukan tempat yang tepat segera kami berdua berenang di air laut yang
jernih itu. Kulihat Vonny mengenakan bikini yang transparan hingga menampakkan
bayang rambut kemaluannya di pangkal pahanya, sewaktu ia masuk ke air aku tidak
dapat menahan nafsuku yang timbul melihat tubuh Vonny yang memakai bikini
transparan itu. Payudaranya yang kencang menantang jelas terlihat di balik
bikininya, ujung payudaranya yang berwarna coklat kemerahan membayang jelas
terlihat. Segera saja penisku kerediri tegak melihat pemandangan yang indah itu,
segera kuabadikan dengan handycamku tubuh Vonny dari segala sudut dan segala
lekuk tubuhnya.
“Von, kamu lepasin aja bikinimu itu, kan sama aja kamu seperti nggak make apa-apa
kalau kamu pake bikini itu”, sahutku.
“Enggak ah, malu aku”, jawab Vonny.
“Malu ama siapa, kan nggak ada orang yang tahu di sini, kan sepi”, sahutku.
Ia melihat sekelilingnya nggak ada orang kecuali sepasang bule yang sedang asyik
main kuda-kudaan.
“Iya deh aku lepas ya”, jawab Vonny.

Tak kusia-siakan sewaktu ia melepas bikininya kurekam terus dengan handycam-ku
hingga ia telanjang bulat di tepi pantai, kulepas sekalian celana renangku
hingga penisku yang sudah berdiri tegak tadi meloncat keluar seolah merasa bebas
dari kurungannya. Tampak olehku tubuh telanjang Vonny. Rambut kemaluannya tampak
kontras sekali dengan kulit tubuhnya yang putih mulus, serta dua gumpalan buah
dadanya yang tegak mengacung membuat nafsu ini menjadi berkobar. Ujung
payudaranya yang berwarna coklat kemerahan itu tampak mengencang karena basah
oleh air laut, ingin sekali kuremas-remas dan kuhisap ujung payudaranya itu.
Kuabadikan semua tingkah laku Vonny yang telah telanjang bulat itu, ia bermain
di air yang jernih sambil sekali-kali ia menoleh ke kiri dan kanan melihat kalau
kalau ada yang melihat tubuhnya yang telanjang bulat itu. Ia berbaring telentang
di pasir pantai dengan posisi kakinya mengangkang hingga tampak belahan lubang
vaginanya yang berwarna merah kehitaman itu, kurekam terus adegan ini sambil
arah kamera kuarahkan ke bagian vaginanya yang terbuka lebar itu. Tanganku yang
satu sambil mengurut penisku yang sudah berdiri tegak sambil sesekali meraba dan
meremasi payudara Vonny yang sudah mengencang itu.

Rupanya Vonny juga sudah mulai terangsang ketika kuraba vaginanya dan kumainkan
clitorisnya, ia lalu meraih penisku dan mengocoknya perlahan sambil mendesah
keenakkan, “Ughh…, Ninoo…, gelii, enakk…”, sambil tangannya semakin kencang
mengocok penisku, akhirnya kutaruh handycamnya di suatu tempat yang tepat agar
segala adegan kami dapat direkam dengan jelas, selintas terpikir olehku andai
ada seseorang yang mau membantu untuk mengambil gambar dengan handycamku pasti
akan lebih bagus lagi hasilnya. Kulihat ke arah pasangan bule itu, ternyata
mereka juga sedang melakukan hubungan seks di pasir pantai, kulihat Vonny juga
asyik menyaksikan adegan itu dan tangannya yang satu meremasi payudaranya sedang
tangannya yang lain dengan dua jarinya tampak sudah berada di dalam vaginanya
yang tampak licin mengkilat karena cairan nafsunya tampaknya sudah membasahi
liang vaginanya.

Kuhampiri Vonny yang telentang di atas pasir pantai itu segera ia meraih penisku
dan mengarahkannya ke mulutnya yang mungil dan selanjutnya bagai anak kecil yang
sedang makan ice cream, dijilatinya seluruh batang penisku dari ujung kepala
sampai ke buah penisku tak lupa dikulumnya sambil sesekali di sedot dengan kuat.
“Ufffffff nikmat sekali Von…, terusin isapnya…, isap yang kenceng”, karena sudah
bangkit nafsunya, Vonny dengan kuat menyedot ujung kepala penisku sambil
sesekali menggunakan ujung lidahnya memainkan lubang kencingku, rasa yang
ditimbulkan sangat nikmat sampai ke ubun-ubun. Segera kubuat posisi yang
memungkinkan aku bisa menjilati dan menghisap vagina Vonny yang sudah terbuka
itu, ketika kujilati clitorisnya ia menggelinjang kenikmatan sambil kepalaku di
jepit dengan kedua belah pahanya, ia rupanya ingin agar aku lebih lama menjilati
vaginanya. Dengan dua jariku, jari tengah dan telunjuk kumasukkan ke dalam
vaginanya dan mengocok dengan lembut hingga ia tampak mengerang-erang keenakkan,
penisku di genggamnya erat sambil terus menghisap-isap ujung penisku.

Cukup lama kami saling isap dan jilat hingga aku melihat ke arah pasangan bule
itu dan ternyata mereka sedang menyaksikan adegan kami. Kukatakan pada Vonny
kalau kita sedang diperhatikan oleh pasangan bule itu.
“Biarin aja, biar mereka terangsang melihat permainan seks kita”.
Bukannya malu tapi Vonny malah lebih ganas dan agresif dalam permainan ini. Kini
posisiku telentang di pasir dan Vonny berada di antara ke dua pahaku yang
telentang, ia tampak begitu menikmati penisku yang kini sudah basah terkena air
liurnya, tak henti-hentinya ia mengisap dan menggigit kecil ujung penisku
sehingga aku kelojotan merasakan geli yang luar biasa, kurasakan desakan yang
akan keluar dari penisku, segera aja kutarik kepala Vonny agar ia melepaskan
penisku dari mulutnya, dan kini kurebahkan ia lalu kuhisap ujung payudaranya
sebelah kanan sambil ujung yang satunya kumainkan dengan jariku, Vonny tampak
menikmati permainan ini sambil tangannya sendiri memainkan ujung clitorisnya,
kedua belah pahanya di buka lebar dan setengah diangkat agar lebih mudah dirinya
memasukkan jarinya sendiri.

“Ninoo…, ayo masukin penismu di vaginaku dong…, aku udah kepengen nihh”, pinta
Vonny sambil mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya. Sambil dituntun
tangannya kumasukkan ujung penisku ke lubang vaginanya. Vonny yang tampaknya
memang sudah kepingin dengan mengangkat pantatnya ia sengaja membuat agar
seluruh batang penisku masuk ke dalam vaginanya.
“Acchh…, uufffffhh”, desah Vonny ketika seluruh penisku masuk ke dalam vaginanya.
Kedua pahanya dilingkarkan di badanku agar penisku tetap menancap di vaginanya,
kutarik sedikit keluar lalu kumasukkan dalam-dalam, kutarik lagi kumasukkan lagi
dengan ritme yang berirama membuat Vonny mengerang-erang keenakkan.

Kini dengan ritme yang lebih cepat kutekan-tekan sekuat tenaga hingga mulut
Vonny menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun karena nikmat yang dia
rasakan membuat ia hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Kulihat
payudaranya bergerak naik turun seirama dengan kocokan penisku di vaginanya. “Niinnoo…,
egghh…, aacchh…, aakuu pengen puass dulu ya”, pinta Vonny.
Tanpa kujawab ia lalu kini berada di atas tubuhku, penisku yang berdiri tegak
itu dituntunnya ke liang vaginanya, lalu dengan jeritan kecil Vonny, “Aauu…”.

Seluruh batang penisku kini amblas masuk ke dalam vagina Vonny yang semakin
licin itu, kini ia sepenuhnya bebas menguasai penisku, seperti orang naik kuda
semakin lama semakin cepat gerakannya sambil tanganku meremas-remas kedua bukit
payudaranya yang indah itu, ia ingin kedua payudaranya itu kuremas-remas dengan
kuat hanya dengan begitu ia merasakan nikmat yang sebenarnya, kini ia tidak lagi
bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini ia
menggesek-gesekkan vaginanya maju mundur sambil ia meremasi sendiri payudaranya
hingga akhirnya ia tampak mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit
bibirnya dan matanya terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya ia
terkulai di atas tubuhku beberapa saat.

Lalu ia kembali mengocok penisku dengan vaginanya, kurasakan kini vaginanya
lebih seret dari yang tadi sehingga menambah kenikmatanku, segera kuminta agar
ia berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaranku, segera Vonny
berjongkok sambil membuka lebar pahanya hingga kulihat dengan jelas lubang
kenikmatan itu terbuka di hadapanku, vaginanya sangat merangsang sekali,
rambutnya tidak terlalu lebat hingga seluruh bagian dalam vaginanya dapat
terlihat dengan jelas.

Kini kepala penisku kuarahkan ke dalam lubang itu, dengan sekali dorongan,
masuklah sebagian penisku ke dalam vagina Vonny. Vonny menjerit kecil ketika
sebagian penisku masuk ke vaginanya, kini ia memundurkan pantatnya hingga
amblaslah seluruh batang penisku ke dalam vagina Vonny. Dengan kuat kudesak-desak
seluruh batang penisku dengan irama yang beraturan hingga Vonny merasa kegelian
lagi. Sambil mendesis ia memintaku agar jariku di masukkan ke dalam anusnya,
kubasahi jari telunjukku dengan ludah dan sebagian lagi kubasahi pula lubang
anusnya dengan air ludahku. Sambil terus menggoyang kumasukkan jari telunjukku
ke anusnya hingga seluruh jariku masuk ke dalam anusnya, sambil kutekan ke bawah
hingga kurasakan geseran penisku di dalam vagina Vonny, ia tampak menikmati
sekali permainan ini, berulangkali ia memintaku agar lebih keras lagi
goyangannya sambil ia membuat gerakan maju mundur pantatnya.

“Uufffgghh…, Enak Vonn, vaginamu nikmat banget, orang lain pasti pengen ngrasain
vaginamu ini, soalnya nikmat banget sih”, Kataku.
“Iya dong, lain kali kita coba ya, mungkin orang lain pasti udah keluar duluan
sebelum aku puas”, sahut Vonny.
“Bener…, kamu pengen coba penis orang lain?”, tanyaku.
“Iya…, itu kalau kamu kasih ijin lho, tapi kamu harus ada juga di situ melihat
aku main ama orang lain”, jawaban itu semakin membuatku terangsang hingga
kupercepat kocokan penisku sambil menekan kuat kuat jariku yang ada di dalam
anusnya, hingga akhirnya kurasakan ada desakan yang kuat yang akan menyembur
keluar dari penisku, rupanya Vonny juga mengerti kalau aku mau keluar, kucabut
keluar dan segera oleh Vonny diraihnya penisku dan segera ia menghisap kuat
penisku sampai akhirnya aku tak kuat lagi menahan rasa nikmat ini hingga
akhirnya, “Cett…, crett.., crett”, keluarlah cairan kenikmatanku, dengan lahap
Vonny menghisap setiap tetes cairanku itu, lalu dengan lidahnya ia membersihkan
ujung penisku hingga seluruh batang penisku mengkilat oleh air liurnya.

Apa yang kami lakukan itu ternyata di saksikan oleh sepasang bule tadi, bule
cowoknya mengacungkan ibu jarinya ketika melihat kami kini tergeletak kelelahan
di pasir pantai, kubalas dengan acungan jempol pula lalu ia tertawa. Kuingat
tadi handycam yang sejak tadi merekam adegan kami itu, lalu segera kuambil dan
kusimpan film tadi sebagai kenang-kenangan yang indah. Dengan tetap telanjang
bulat kami bermain di air sambil membersihkan diri dari pasir pantai yang
menempel di seluruh tubuh kami, kami tetap di pantai itu sampai menunggu
matahari terbenam, karena dari pantai itu kami dapat menyaksikan indahnya
peristiwa alam itu, terlebih peristiwa yang baru kami alami tadi.